![]() |
Refleksi 23 Tahun Kampus Aswaja Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) |
Inilah Unwahas, kampus aswaja yang kini berusia 23 tahun. 08 Agustus 2000 - 08 Agustus 2023, tepat hari ini adalah hari jadi kampus saya tercinta.
Tulisan ini tidak lain adalah secarik coretan yang berisi refleksi berangkaikan harapan dan doa untuk kampus tercinta [Universitas Wahid Hasyim]. Secarik coretan ini mungkin tak layak saya persembahkan untuk kampus tercinta, hanya saja setiap orang merdeka berhak menyuarakan pendapat dan setiap hamba Tuhan berhak berharap dan berdoa. Setidaknya coretan ini menjadi jejak bagi saya bahwa saya pernah berharap dan berdoa untuk kampus saya.
Universitas Wahid Hasyim, atau yang lebih akrab disebut Unwahas, merupakan sebuah kampus yang terletak di Jalan Menoreh Tengah belakang Warung Sate Pak Widodo, Sampangan Semarang. Unwahas juga sering disebut "Kampus Menteng" karna letak geografisnya di Menoreh Tengah. Terhitung genap 23 tahun kampus ini didirikan, waktu yang saya rasa muda bagi berdirinya sebuah kampus dengan sebutan 'kampus ijo". Ya, banyak orang menyebut kampus saya sebagai "kampus ijo" yang tak lain bahwa kampus ini telah dikenal sebagai kampus aswaja karena kampus ini di bawah naungan yayasan Nahdlotul Ulama. Bukan hal yang asing dan siapa yang tak kenal dengan Nahdlotul Ulama [NU], organisasi terbesar di dunia yang mewadahi umat Islam dan masyarakat nahdliyin.
Berdirinya kampus ini lahir bukan tanpa tujuan dan sejarah, tercatat bahwa kampus ini berawal dari sebuah keinginan dan cita-cita masyarakat nahdliyin untuk melahirkan Perguruan Tinggi Nahdlotul Ulama [PTNU] untuk menunjang pembangunan sumber daya manusia terkhusus masyarakat nahdliyin. Kampus ini berdiri di atas tanah wakaf dari Presiden ke-4 Republik Indonesia berasma Abdurrahman Wahid atau sosok yang akrab disapa Gus Dur. Dalam bingkai sejarah, lahirnya Unwahas ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan Nahdlotul Ulama dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan. Amanat tersebut termaktub dalam Anggaran Dasar Nahdlotul Ulama BAB IV Pasal 6. Kemudian penyelenggaraan pendidikan, pengajaran dan kebudayaan ini menjadi sarana dalam pembangunan SDM yang kemudian diperjelas dan dipertegas dalam setiap konferensi wilayah serta muktamar NU.
Dengan beberapa upaya dan usaha para pendiri, awal mula terbentuknya Unwahas terdiri dari beberapa Fakultas dengan 10 Program Studi yang meliputi Fakultas Ekonomi [S1/Manajemen] dan [S1/Akuntansi], FISIPOL dengan prodi S1/Ilmu Politik dan S1/Hubungan Internasional, Fakultas Teknik dengan konsentrasi Program Studi Teknik Mesin, Kimia, dan Teknik Elektro. Program Studi S1/Agrobisnis dan S1/Produksi dan Teknologi Pakan Ternak masuk pada Fakultas Pertanian. Kemudian Fakultas Farmasi menjadi fakultas mandiri yang hanya memiliki program studi Farmasi.
Diusia 23 tahun ini, Unwahas telah berkembang dengan berbagai proses dan dinamika yang menyertai usia yang cukup dewasa ini. Berbagai perubahan dan kemajuan serta prestasi menjadi bukti bahwa kampus ini mempunyai komitmen yang besar dalam mewujudkan cita-cita NU, bangsa dan agama. Dalam berjalannya usia Unwahas tidak hanya menorehkan prestasi saja, terlepas dari torehan tersebut juga diiringi dengan hadirnya berbagai dinamika yang tidak kalah menarik. Berbagai dinamika ini diharap tidak hanya menjadi bumbu dalam sebuah cerita sejarah, melainkan menjadi evaluasi yang harus diperbaiki. Komitmen dan harapan pembentukan kampus ini bukan hanya sekedar sampiran, melainkan harus menjadi nilai-nilai yang harus diejawentahkan menjadi gerakan-gerakan pembaharuan.
Dalam momentum ulang tahun ke-23 ini, Unwahas mengusung tajuk "Akselerasi Mengukir Prestasi". Tajuk tersebut menjadi harapan dan cita-cita ke depan bahwa Unwahas harus mampu melakukan percepatan dalam upaya peningkatan dan pencapaian prestasi. Dalam tajuk tersebut, Akselerasi menjadi fokus utama yang harus ditopang dengan komitmen seluruh elemen yang berada di Unwahas. Percepatan bukanlah hal yang mudah memang, banyak instrumen yang perlu dikuatkan sendinya untuk melakukan akselerasi. Namun hal tersebut bukanlah kemustahilan jika seluruh elemen mempunyai tekad yang kuat.
Sebuah pepatah mengatakan "Semakin tinggi pohon, maka semakin besar angin yang menerpa". Pepatah tersebut menjadi analogi yang harus selalu menjadi pengingat, bahwa dalam pembangunan suatu objek harus disertai penguatan dasar dan pondasi. Di antara sekian banyak instrumen pembangunan yang harus diperkuat adalah Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Material dan Kebijakan serta banyak instrumen pembentuk lainnya.
Sumber Daya Manusia [Mahasiswa, Civitas Akademika, Pegawai] harus selalu menjadi objek dan subjek pembangunan. Dalam besar dan tidaknya suatu kampus tidak akan terlepas dari elemen SDM-nya. Dari ketiga instrumen dalam elemen SDM ini harus selalu diperhatikan dalam proses edukasi dan pengembangan standar kemampuannya. Salah satu upayanya dengan melibatkan dalam setiap pembangunan yang ada, atau di zaman milenial ini disebut "kolaborasi" kata para mahasiswa Unwahas yang cerdas dan maju. Kolaborasi yang dimaksud adalah pembagian tugas dan sektor kerja untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama. Paling sederhana ialah kolaborasi antara Yayasan/Birokrat Kampus dengan Mahasiswa [melalui ORMAWA/UKM]. Bagaimana tidak?, hal tersebut sudah selumrahnya mengingat fungsi Organisasi Mahasiswa adalah sebagai tangan panjang serta penghantar program turunan kampus.
Selain itu, Organisasi Mahasiswa menjadi salah satu wadah dan ruang untuk menempa dan membentuk generasi penerus. Oleh karena itu, pengembangan dan kegiatan yang dihadirkan mahasiswa melalui wadah dan ruang yang demikian harus selalu didukung dan diimbangi dengan sokongan semangat, doa serta dukungan material [finansial] yang memadai dari Yayasan/Birokrat Kampus.
Sumber Daya Material [Finansial, Bangunan, Fasilitas] juga menjadi salah satu instrumen yang tidak kalah penting untuk diperhatikan. Dalam dunia kampus dan proses belajar mengajar instrumen ini menjadi salah satu penyokong penting. Dalam konteks pembangunan, percepatan dan akselerasi pembangunan juga harus dikembangkan untuk menyeimbangkan antara kualitas dan kuantitas objek dan subjek yang akan dikembangkan. Pembangunan gedung dan penyediaan fasilitas yang mumpuni merupakan bagian proses akselerasi yang harus dipenuhi.
Selain daripada 2 instrumen sebelumnya, pengembangan yang berbasis percepatan dan akselerasi tentu harus didomplang dengan kebijakan yang sesuai dan tepat sasaran. Bagaimana kebijakan yang hadir harus mempermudah konsep, mekanisme dan teknis dalam peta pembangunan. Kebijakan yang dihadirkan ini harus disusun dan disesuaikan dengan seksama dengan memperhatikan kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga dalam penyusunannya jangan sampai menjadi efek domino yang justru membawa dampak terhadap tujuan dihadirkannya suatu kebijakan.
Hadirnya sejarah dan dinamika tersebut sudah seharusnya dan sewajarnya dijadikan refleksi dan evaluasi dari berbagai segi oleh seluruh elemen yang ada. Cerita Unwahas tidak hanya menjadi runtutan peristiwa dimasa lalu, melainkan harus menjadi [makna, hikmah dan nilai] dalam perjalanan panjang ke depan. Perjalanan kedepanlah yang akan menjadi bukti bahwa Kampus ini memiliki komitmen dan cita-cita yang besar, dan kita akan menjadi saksi sejarah Unwahas.
Selamat Ulang tahun Kampusku
Yakinilah, sutu hal yang besar lahir dari dinamika yang besar.
Oleh: Fathun Naja S.A.
إرسال تعليق