Dies Natalis Unwahas ke 24

Peringati September Hitam, PMII Unwahas Tabur Bunga Tuntut Penyelesaian Kasus Pelanggaran HAM

PMII Unwahas gelar aksi tabur bunga peringati September Hitam tuntut penyelesaian kasus pelanggaran HAM, (dok. pribadi)

Pmiiunwahas.or.id - Puluhan mahasiswa Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi tabur bunga di halaman kampus untuk memperingati tragedi kelam di bulan September hitam, Senin (30/09/2024).

Sebelum aksi tabur bunga, mereka mengadakan diskusi yang fokus pembahasannya tentang sederet kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia yang terjadi di bulan September khususnya, baik dari kacamata sejarah hingga situasi politik global kala itu.

Kegiatan diskusi dimulai pukul 16.30 WIB hingga memasuki waktu sholat maghrib. Aksi dilanjutkan pukul 19.15 WIB diawali dengan penampilan musikalisasi puisi, monolog, orasi perlawanan, hingga tabur bunga.

“Aksi tabur bunga ini merupakan upaya merawat ingatan terhadap peristiwa kelam yang terjadi di bulan September dan bentuk solidaritas PMII Unwahas terhadap para korban dan keluarga korban yang mengharapkan keadilan”, kata Ni’am Azhari, koordinator aksi.

“Selain itu sekaligus sebagai alarm pengingat negara untuk memenuhi tanggung jawabnya dalam menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia, mulai dari tragedi 1965-1966, tragedi Tanjung Priok, tragedi Semanggi II, penghilangan aktivis HAM, hingga aksi reformasi dikorupsi”, tambahnya. 

Dalam aksi tersebut, sejumlah mahasiswa berpakaian serba hitam dengan membentuk formasi lingkaran besar. Beberapa diantaranya terlihat membawa poster berisikan tuntutan agar kasus pelanggaran HAM berat segera diselesaikan dan terungkap kebenarannya.

Peserta aksi membentuk formasi lingkaran dengan membawa poster pada aksi tabur bunga peringati September Hitam, (dok. pribadi)

Terlihat spanduk bertuliskan “#SeptemberHitam, #UsutTuntas, #MerawatIngatan, #MenolakLupa, #JanganBungkam”, terhampar di tengah-tengah lingkaran peserta aksi. Beberapa mahasiswa menaburkan bunga tujuh rupa dengan cara memutari peserta aksi dengan diiringi nyanyian gugur bunga dan orasi.

Ketua PMII Unwahas, M. Nabil Fauzulaini menekankan, bahwa sampai hari ini masih banyak kasus pelanggaran HAM berat yang belum sepenuhnya dituntaskan oleh negara. Para korban dan keluarga korban belum mendapatkan sebenar-benarnya keadilan.

“Pelanggaran HAM masih terjadi hari ini, dan negara belum menuntaskan tanggung jawabnya terhadap pelanggaran HAM berat masa lalu. Para korban dan keluarga korban masih mencari keadilan”, katanya.

Aksi ditutup dengan doa bersama sebagai wujud belasungkawa dan empati terhadap para korban kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Doa dipanjatkan dengan memohon kepada Allah SWT. agar para korban mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya. Teriring dalam doa keluarga korban diberi ketabahan hati dan kekuatan dalam memperjuangkan keadilan.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama