![]() |
Peran Pemuda dalam Mempersiapkan dan Menyongsong Bonus Demografi 2045 |
Pemuda adalah insan yang sedang berkembang secara fisik dan berkembang emosionalnya secara psikis, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia yang bisa berperan menjadi aktor dalam perubahan dan pembangunan bangsa. Dalam dokumen World Programme of Action for Youth to the Year 2000 and Beyond, dinyatakan bahwa pemuda di semua negara merupakan sumber daya manusia utama untuk pembangunan dan agen utama dalam perubahan sosial, pembangunan ekonomi, dan inovasi teknologi. Imajinasi, cita-cita, energi, dan visi mereka yang besar sangat penting untuk pengembangan berkelanjutan kehidupan masyarakat. Selanjutnya, pemuda sendiri diposisikan sebagai agen perubahan dan pewaris masa depan dunia.
Pemuda merupakan salah satu elemen penyokong pembangunan dan kemajuan bangsa. Berbicara sejarah dan masa kelam bangsa, pemuda tidak pernah lepas dari berbagai peristiwa penting bangsa ini. Di Indonesia, posisi pemuda sebagai agen perubahan telah terbukti dalam sejarah perjuangan bangsa dan negara. Peran dalam berbagai momentumlah yang menjadikan bukti jelas bahwa pemuda selalu terlibat dalam pencapaian emas Indonesia. 28 Oktober 1928 pemuda berperan dalam sumpah pemuda, 17 Agustus 1945 berperan dalam kemerdekaan Indonesia, 10 Oktober 1945 berperan dalam perjuangan laskar hizbullah, 1998 menjadi aktor utama perubahan orde lama menjadi orde baru, dan masih banyak momentum lainnya yang sehingga menjadikan pemuda sebagai harapan bangsa.
Pembangunan ialah transformasi yang tidak pernah terlepas dari gerakan-gerakan kecil dan inisiasi-inisiasi kolektif yang mengakar rumput pada elemen terendah dalam suatu sistem. Perlu adanya pembagian peran dalam setiap elemen suatu sistem untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Perubahan dan pembangunan tentu harus dimulai dari tatanan masyarakat kelas bawah, masyarakat kelas menengah, sampai masyarakat kelas atas. Selain pada hal tersebut, dari golongan muda hingga golongan tua juga harus berperan, bertanggungjawab, dan berkomitmen untuk menciptakan masa depan bangsa.
Dalam hierarki pemerintahan suatu negara, pembagian otonom akan mempermudah pembagian tugas dan wewenang menuju perubahan. Di Indonesia, pelimpahan wewenang pusat kepada pemerintah daerah atau biasa kita kenal sebagai otonomi daerah. Pembagian otonomi daerah ini bertujuan untuk menjadi perwakilan dan tangan panjang pemerintah pusat untuk menjaga kestabilan bangsa di masing-masing pembagian wilayah dan daerah. Selain pada pembagian otonomi pemerintahan, pembangunan bangsa juga harus ditopang oleh kesiapan masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan serta kemauan dan komitmen bersama antar elemen dan instrumen penyusun suatu bangsa. Terlepas dari pembagian otonom tersebut, pemuda harus selalu berperan dan terlibat dalam sistem yang ada.
Jika dilihat dari hasil Susenas tahun 2021, sekitar 64,92 juta jiwa penduduk Indonesia atau hampir seperempat penduduk Indonesia (23,90 persen) berada dalam kelompok umur pemuda. Dewasa ini, terdapat pergeseran struktur umur penduduk di Indonesia yang membuat peran pemuda semakin penting. Adanya prediksi fase bonus demografi pada tahun 2045 menuntut pemuda untuk lebih kreatif, inovatif, produktif, dan memiliki kapasitas lebih agar berdaya saing dan memiliki daya tawar tersendiri baik dalam negeri maupun di kancah internasional. Sebagai penduduk mayoritas usia produktif, pemuda dituntut untuk mampu membawa Indonesia memaksimalkan peluang bonus demografi. Untuk itu, peningkatan kualitas baik dari segi soft skill maupun hard skill pemuda menjadi salah satu agenda strategis dalam mempersiapkan generasi masa depan yang tangguh dan siap berperan dalam pembangunan bangsa, serta survive dalam menghadapi perubahan dan tantangan zaman.
Belakangan ini, hampir semua penduduk di belahan dunia menghadapi tantangan global yang cukup berat akibat adanya pandemi Covid-19. Di Indonesia berbagai sektor dan bidang kehidupan terdampak dengan Covid-19, semua golongan dan kelas masyarakat, tak terkecuali pemuda. Tantangan yang berat tersebut diharapkan tidak mengurangi energi pemuda Indonesia agar kembali melahirkan semangat untuk selalu siap dalam merespons pemulihan ekonomi dan kesejahteraan. Sebaliknya, keadaan serba sulit tersebut harus menjadi cambukan semangat oleh seluruh pemuda untuk kembali menjadi agen pembaharu dan ujung tombak dalam merajut kembali cita-cita bangsa dalam pergaulan dunia.
Jauh sebelum pandemic Covid-19 dunia telah menghadapi perubahan dan setiap tantangan yang ada. Jika kembali membahas persoalan perubahan zaman tentu tidak bisa terlepas dengan situasi, kondisi dan tantangan di setiap perubahan zaman. Hari ini dunia berada diposisi era 4.0, atau yang biasa dikenal dengan era di mana kemajuan teknologi dan digitalisasi berkembang secara pesat. Belum lagi dengan adanya wacana pembaharuan era 5.0 yang ke depan teknologi akan jauh semakin canggih. Era 5.0 ini menawarkan beberapa kemajuan, salah satunya dengan adanya robot atau AI yang kecanggihannya bisa menyaingi tenaga manusia. Hal tersebut akan berdampak kepada masyarakat dunia pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya, di mana jika mulai hari ini tidak ada penyiapan SDM sebagai regenerasi yang dibekali dengan keterampilan maka peran manusia sebagai tenaga kerja akan tergantikan dengan AI, yang kemudian akan berdampak pada hilangnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat dunia.
Melihat tantangan ke depan tersebut, perlu adanya sikap dan persiapan sebagai generasi muda. Bukan berarti tantangan ke depan selalu dipandang sebagai ancaman, melainkan juga harus dipandang sebagai kesempatan yang harus dimaksimalkan untuk kembali menghadirkan momentum pemuda. Sebagai golongan usia produktif, pemuda memiliki waktu untuk mempersiapkan diri, selain itu pemuda juga menjadi salah satu elemen yang melek akan teknologi dan perubahan dibandingkan dengan golongan usia non produktif yang sudah sulit untuk beradaptasi dengan teknologi dan perubahan terkini. Permasalahan sekaligus kesempatan tersebut membutuhkan keterlibatan pemuda untuk menghadapi perubahan yang ada, baik melalui peran aktif berupa terjun langsung menghadapi persoalan yang ada, memberikan edukasi kepada golongan tua maupun generasi yang lebih muda untuk sama-sama berperan dalam menghadapi tantangan zaman.
Dengan demikian, peran pemuda sangat dibutuhkan dalam upaya mempersiapkan dan menghadapi tantangan yang ada hari ini dan yang akan datang. Setidaknya proses penyiapan ini dimulai dari lingkungan terkecil tanpa terkecuali dalam setiap sektor dan bidang kehidupan. Entah dipandang sebagai peluang dan kesempatan atau dipandang sebagai ancaman dan tantangan, perubahan zaman pada intinya adalah persoalan yang harus dijawab serta dihadapi bersama. Dan proses penyiapan pemuda sebagai regenerasi harus dimulai sejak dini, proses penyiapan ini merupakan wujud pengoptimalan sumber daya guna menstabilkan kehidupan bangsa.
Yakinlah bahwa kita mampu menjadi agen-agen, penerus, pewaris, dan pewujud cita-cita luhur bangsa, “man jadda wa jadda”.
Oleh: Fathun Naja S.A. (Lembaga Kajian dan Penerbitan PK PMII Wahid Hasyim)
Posting Komentar